"ah,ya aku tahu"
tenggelam lagi
bukan untuk melantunkan pertanyaan
sepertinya harusnya tetapkan pijakkan ini
tenggelam lagi saja
teruntuk kesunyian yang terdalam
pada suatu sisi jangan lagi ada keterlibatan cahaya
hujung tanda kegelapan
tersundul ria menghirup abu semakin menghitam
riuh dilindungi gemerlap keabadian
aku nyata pada suatu dimensi
perluasan dari kata mata saksi
tiada butuh katakan aku ada
cukupkan pengetahuanku jika aku harus tenggelam lagi
setahuku,
bawakan oksigen agar bertahan lama
didinginnya air berbeku nisan
ini tetapkan sandiwara kegirangan
bahwasanya pualam bernada masam
tapi aku harus buka mata
dan kunci jiwaku
sedang aku seribu kelam memilih tenggelam kembali
terkunci diantara palung mendalam terpencil
ingin kutatap bintang diatas
sesekali menengok cahaya
hentak aku berusaha berenang ke muka
kelak dunia masih terkunci rapat disini
tempat palung dalam terpencil
kuberpikir dan teringat
tentang letak taruh kunci menganga
seceritaku mengadu,
"ia tertangan dibawah bintang"
mudah saja hamparan bintang itu masih menjauh
tetap terpintar dan tak terdaya dilautan keruh
sontak tenagaku longlai
aku tak mau kuasa lagi
aku tenggelam lagi
aku sadar
aku harus berdiam di palung dalam terpencil ini
entah beribu tahun lagi
hingga MenDewa melancarkan missilnya